Suku Mandailing | |||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
![]() |
|||||||||||||||
Foto pasangan Mandailing dari daerah Pakantan, Mandailing Natal, Sumatera Utara. | |||||||||||||||
Jumlah populasi | |||||||||||||||
1.700.000 jiwa[1] |
|||||||||||||||
Kawasan dengan konsentrasi signifikan | |||||||||||||||
|
|||||||||||||||
Bahasa | |||||||||||||||
Mandailing Minangkabau Melayu |
|||||||||||||||
Agama | |||||||||||||||
Islam | |||||||||||||||
Kelompok etnik terdekat | |||||||||||||||
Suku Minangkabau Suku Melayu[3] Suku Angkola[4] Suku Alas Suku Gayo Suku Karo[4] Suku Batak[3][4] |
Daftar isi
Etimologi
Mandailing merupakan gabungan dari dua kata: mande, yang berarti "ibu", dan hilang.Sejarah
Suku Mandailing, bersamaan dengan suku Batak lainnya,[4] bermigrasi ke selatan sebelum kedatangan Portugis dan Belanda di Sumatera. Penjajahan Belanda di Sumatera menyebabkan Mandailing menjadi bagian dari Suku Batak, berdasarkan aturan irisan yang dibuat untuk mengklasifikasi dan membuat tipologi.[3] Suku Mandailing memiliki keterkaitan dengan Suku Batak Toba, akibatnya Suku Mandailing melebur menjadi satu yang dinamai Suku Batak Mandailing di Indonesia dan Suku Melayu Mandailing di Malaysia.[3]Perang Padri
Perang Padri, yang berlokasi di Sumatera Barat dan menyebar luas di Sumatera Timur antara tahun 1803 hingga 1838, menyebabkan perpindahan besar-besaran suku Mandailing dari tempat asalnya yaitu Malaysia Barat. Kelompok tersebut dipimpin oleh Raja Asal, maharaja dari Mandailing; dan keponakannya Raja Bilah. Bersama dengan Sutan Puasa, mereka terlibat dalam Perang Klang antara tahun 1866 hingga 1873.[5]Wilayah
Suku Mandailing lebih banyak tersebar di Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara. Kelompok pertama yang datang di wilayah tersebut adalah Lubis dan Nasution, lalu diikuti oleh Siregar, Harahap dan seterusnya.Kontroversi
Generalisasi kata Batak terhadap etnik Mandailing umumnya tak dapat diterima oleh keturunan asli wilayah itu. Meski mayoritas masih mengakui dirinya bagian dari suku Batak, wacana identitas itu muncul disebabkan karena pada umumnya kategori "Batak" dipandang primitif dan miskin oleh etnik lain masa Orde Baru. Selain itu, perbedaan agama juga menyebabkan sebagian orang Tapanuli tidak ingin disebut sebagai Batak.[6]Suku Mandailing memiliki ikatan darah, nasab, bahasa, aksara, sistem sosial, kesenian, adat, dan kebiasaan tersendiri yang berbeda dengan Batak dan Melayu.[butuh rujukan] Penyematan kata Batak adalah untuk memuluskan misionaris di Mandailing.[7] Istilah Batak sebagai nama etnik dikonstruksi oleh Jerman dan Belanda.[8]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar